Minggu, 28 Oktober 2012

PEMBANGUNAN KEMBALI RUMAH GUGUNG BERJALAN MULUS


PEMBANGUNAN KEMBALI RUMAH GUGUNG
BERJALAN MULUS

BETLEHEM KETAREN (BERASTAGI)

Pembangunan kembali Rumah Gugung di kesain Gereja katolik St. Fransiskus Asisi Berastagi yang dimulai pada tanggal 15 Mei 2012 (baca Sora Sirulo edisi XLVI) berjalan lancar, bahkan Ngampeken Tekang sebagai pekerjaan terberat dalam membangun rumah adat Karo sudah dapat terlaksana dengan baik sebagaimana dilakukan pada tanggal 4 Juni yang lalu (lih. kolom Budaya Sora Sirulo Net).

Kelancaran pembangunan kembali Rumah Gugung yang dulu berdiri di Desa Dokan Kec. Merek ini tidak terlepas dari dukungan semua pihak mulai dari Rajin Ginting, Suranta Sitepu, Bastanta Sitepu, Enuh Ginting, Yahya Surya Ginting, Kasim Sitepu, Bangsa Sitepu,  sebagai pemilik/pewaris rumah yang dengan senang hati menghibahkan rumah ini, Jeremia Ginting selaku Kepala Desa Dokan dan Rejeki Ginting selaku Porhanger Stasi Dokan  yang senantiasa memberi hati dalam menjalin tali rasa.

 Dinasti Sitepu, S.Sos selaku kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dan DR. (HC) Kena Ukur Surbakti Karo Jambi selaku Bupati Karo dengan ijin dan arahan-arahannyanya.

Tabloid Sora Sirulo serta Sora Sirulo.Net juga besar sekali peranannya dalam mempublikasikan semua tahapan restorasi rumah ini sehingga dapat berjalan dengan sungguh baik.

Sebagaimana terlihat dalam gambar dibelakang fose P. Leo Joosten Ginting bersama utusun Tirto Utomo Foundation yang sedang belajar arsitektur rumah adat Karo, bambu-bambu sebagai rangka atap dan kayu-kayu orisinil telah disusun rapi, pertanda pekerjaan-pekerjaan halus lainnya akan sudah dengan mudah dapat dilakukan.

“Kita sangat bersukur dengan hibah rumah ini. Kayu-kayu, ijuk bahkan bambu-bambunya 90% ternyata masih dapat dipakai, maka karya restorasi ini sangat mahal nilainya dari sudut permuseuman” demikian berkali-kali diucapkan P. Leo kepada Tabloid Sora Sirulo.

Memang benar apa yang dikatakan P. Leo Joosten. Tabloid Sora Sirulo mencatat mungkin baru kali ini ada pembangunan ulang rumah adat Karo berhasil dengan bongkar satu bangun satu. Kita mendengar di Sukajulu untuk membangun kembali satu rumah adat Karo memerlukan beberapa rumah adat harus dibongkar untuk bahan-bahannya yang masih terpakai disatukan, demikian juga halnya dengan pembangunan kembali Rumah Tersek di Balige. Maka sudah tentu semua pihak pada tataran masyarakat Karo patut bersyukur dengan restorasi rumah Gugung di Berastagi ini.

Ayo-ayo Warna Benalu Siap Dipasang

Selain ada pande tukang sedang mengerjakan ukiran Embun Sikawiten i Kapal-kapal rumah, beberapa orang lagi menaikkan anak-anak kayu sebagai bantalan lantai. Ayo-ayo rumah dengan warna Benalu (Benang Telu Rupa): Merah, Putih dan Hitam sudah siap dinaikkan di dua ruang diatas rumah. Tukang sedang melukis kata: “Rumah Gugung” dan “Mejuah-juah” pada ayo-ayo sebelum dinaikkan.

Ayo-ayo yang terbuat dari ayaman bambu ini terlihat demikian artistik dan dengan ketiga warna ini sengaja dibuat menjadi simbol “raleng tendi” sebagai doa dan harapan mbera kurumah tendi dingen malem me ate kerina kalak si reh ngenehen rumah adat ini.

Dengan kelancaran dan kemulusan pembangunan yang sedang dikerjakan ini, besar kemungkinan pembangunan kembali Rumah Gugung akan selesai pada Desember 2012 sebagaimana ditargetkan Lembaga Pusaka Karo dan Tirto Utomo Foundation. Semoga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar